BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.
Teori-Teori
2.1.1
Definisi-definisi Teori Yang
Dikemukakan
Kepuasan
Konsumen adalah “Consumer
Satisfaction is defined as the overall attitude regarding a good or service
after its acquisition and use.” Menurut John C. Mowen (2000:512),
Definisi dari kepuasan konsumen disini adalah keseluruhan sikap yang
timbul setelah membeli atau menggunakan sebuah produk atau jasa.
Definisi dari kepuasan konsumen disini adalah keseluruhan sikap yang
timbul setelah membeli atau menggunakan sebuah produk atau jasa.
Pemasaran
:
Sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada
pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi
Penjualan adalah
“Proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli
agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang
berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.” Winardi (1991 : 2)
Penjualan
tatap muka adalah “Interaksi antar individu, saling bertemu muka yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.” William G. Nickels (1998 : 10)
Keputusan
pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu
tertentu (Durianto, dkk, 2003:105).
Menurut
Boyd, Walker, Larreche (2000:77), iklan televisi bisa dengan mudah
mendukung pembelajaran konsumen tentang merek sehingga dalam situasi pembelian
untuk tipe produk tersebut, konsumen mengingat kembali nama merek dan
membelinya.
2.1.2.
Karakteristik Penjualan
Menurut Sutamto (1986), karakterisitik tenaga penjualan dapat dibagi menjadi:
Sikap
Sikap yang baik adalah dengan berdiri detigan posisi yang tegak, tidak bersandar pada etalase atau benda-benda lainnya. Karena dengan sikap ini akan memberikan kesan kepada pembeli bahwa penjual selalu siap untuk menolong dan melayani pembeli dengan penuh semangat. Sehingga ini merupakan awal yang menyenangkan bagi langganan.
Sikap yang baik adalah dengan berdiri detigan posisi yang tegak, tidak bersandar pada etalase atau benda-benda lainnya. Karena dengan sikap ini akan memberikan kesan kepada pembeli bahwa penjual selalu siap untuk menolong dan melayani pembeli dengan penuh semangat. Sehingga ini merupakan awal yang menyenangkan bagi langganan.
Air muka
Sebagai penjual harus memerlihatkan air muka yang tetap ramah, relaks dan tidak tegang. Bersikap seolah-olah penjual adalah manusia yang tetap gembira. Usahakan jangan sampai rasa jemu tampak pada air muka.
Suara dan Bahasa
Berbicara dengan jelas, tegas dengan tutur kata yang sopan.
Jangan berbicara yang kurang baik, kasar dan bertele-tele, jangan menjeritjerit
atau melakukan setengah berteriak, jangan berbisik-bisik, serta tunjukkanlah
berbicara yang sewajamya atau tidak dibuat-buat. Selama berbicara selalu
menghadap ke arah pembeli, jangan cepat-cepat
memutus pembicaraan dan jawablah segala sesuatunya dengan tepat.
Selain itu, perhatikan nada suara. Berusahalah untuk dapat berbicara dengan nada yang meyakinkan.
memutus pembicaraan dan jawablah segala sesuatunya dengan tepat.
Selain itu, perhatikan nada suara. Berusahalah untuk dapat berbicara dengan nada yang meyakinkan.
4.Pakaian
Pakaian harus tampak bersih, rapi, sopan dan tampak terpelihara, tidak ada kancing yang terlepas, kain yang sobek atau kusut dan lain sebagainya.
Pakaian yang dikenakan harus menunjukkan selera yang baik (terutama pada toko perhiasan dan pakaian). Untuk toko pakaian, pelayannya harus menggunakan mode-mode mutakhir tetapi tidak terlalu menyolok mata.
5.Rambut
Sebaiknya rambut dipangkas praktis agar mudah memeliharanya dan selalu dapat disisir rapi. Bagi wanita, sebaiknya rambut tidak usah terlalu panjang karena dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran bekerja.
6.Make-up
Gunakan make-up yang lembut dan sederhana dan sesuai situasi dan kondisi pekerjaan.
7.Kepribadian penjual
Kepribadian penjual yang baik ditunjukkan dengan mempunyai rasa percaya diri, kesopanan, kesabaran, kebijaksanaan, kejujuran, suka menolong, semangat, ketepatan atau kedisiplinan, ingatan dan berpikir positif, dapat mencari penyelesaian konfl ik dengan baik. Selain itu dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pembeli dan dapat mengakui kesalahan yang dilakukannya.
2.2.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang
bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya (Sugiyono, 2006:96).
Berdasarkan perumusan masalah di atas, rumusan hipotesis
dalam penelitian ini adalah: “Penjualan
Motor Ukir Rekor Baru Pada bulan Juli 2011 di Indonesia untuk seluruh merek dan
kategori.”
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ho : Ada pengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap penjualan motor di
bulan Juli 2011
Ha : Tidak Ada
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap penjualan
motor di bulan Juli 2011
2.3.
Tinjauan
Penelitian Terdahulu
KOMPAS.com — Industri dan bisnis sepeda motor di Indonesia
selama 2009 tetap bergairah kendati mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh Kompas.com, penurunan
penjualan hanya 5,3 persen, yaitu dari 6.215.831 unit pada 2008, menjadi
5.881.777 unit pada tahun kemarin.
Karena penurunan yang tidak terlalu besar tersebut, anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan, tahun ini pasar sepeda motor Indonesia seperti kembali ke 2008. Wow!
Honda vs Yamaha. Kendati ada beberapa merek menjadi anggota (AISI), hanya dua yang menikmati pasar Indonesia dalam porsi sangat besar dan terus bersaing, yaitu Honda dan Yamaha. Keduanya, kalau digabungkan, menikmati 91,45 persen pangsa pasar sepeda motor pada 2009 atau total 5.378.989 unit.
Perbedaan total penjualan kedua merek tahun lalu sangat tipis. Honda berhasil mencapai penjualan 2.704.097 unit ( 45,97 persen), sedangkan Yamaha 2.674.892 (45,47 persen) atau berselisih 29.205 unit (0,50 persen).
Jenis Bebek. Honda masih bisa tersenyum berkat bebeknya dengan total penjualan 1.659.764 unit atau sama dengan 61,37 persen dari total penjualan merek tersebut untuk seluruh kategori. Secara nasional, Honda memperoleh pangsa 52,05 persen untuk jenis bebek. Saingannya, Yamaha, memperoleh penjualan 1.217.274 unit atau 38,17 persen.
Skuter dan Sport. Yamaha unggul pada jenis skuter (skutik) dan sport. Untuk skutik, Yamaha berhasil menjual 1.237.302 unit atau menguasai 55.76 persen skutik nasional melalui Mio. Adapun pada sport memperoleh pangsa 46,42 persen atau 220.316 unit dari 474.538 unit (lihat tabel).
Kompetitornya, Honda, hanya bisa menjual skuter 861.740 unit (38,84 persen) dan motor sport 182.593 unit (38,47 persen) pada masing-masing jenis.
Masih Primadona. Bebek atau underbone masih jadi primadona dengan penguasaan pasar sampai 54,21 persen dari total penjualan motor di Indonesia atau mencapai 3.188.585 unit. Kendati demikian, bebek memperlihatkan tren terus turun. Pada 2008, bebek menguasai 61 persen pasar motor Indonesia.
Skutik terus memperbesar pengaruhnya. Pangsa pasar skutik pada tahun lalu adalah 37,72 persen dari total penjualan kendaraan roda dua atau 2.218.654 unit. Adapun sport hanya 8,07 persen (474.538 unit).
Suzuki. Merek ini kini menjadi produsen gurem karena hanya bisa mencicipi penjualan 438.158 unit atau 7,4 persen. Padahal pada 2005, Suzuki sempat menguasai 20 persen pangsa pasar motor Indonesia. Ketika itu, penjualan sepeda motor di Indonesia mencapai 5.074.186 unit.
Kendati demikian, Suzuki tidak sendirian sebagai anggota AISI yang hanya menonton “pertarungan” Honda dan Yamaha dalam menguasai pasar sepeda motor Indonesia. Malah, ada anggota AISI yang gigi jari, seperti Kawasaki, Kanzen, Kymco, dan Piaggio.
Selama 2009, Kawasaki menghasilkan penjualan 61.217 unit atau memperoleh pangsa 1,04 persen dari total nasional. Ini bisa dimaklumi karena Kawasaki hanya mengandalkan bebek dan sport.
Nasib lebih menyedihkan dialami produsen motor nasional milik Rini Suwandi, Kanzen. Selama 2009, mereka melaporkan penjualan 3.413 unit dan hanya mengandalkan bebek. Dua merek lainnya, Kymco dan Piaggio, nihil.
Non-anggota AISI. Sebenarnya di pasar Indonesia juga ada produsen motor bukan anggota AISI, yaitu TVS (baru jadi anggota), Bajaj, Minerva, Viar, KTM, Jialing, dan sepeda motor tiga roda. Sayang, susah mendapatkan data penjualan mereka secara akurat. Angka produksi dan penjualan yang mereka berikan ke wartawan dalam bentuk perkiraan atau secara global. Masing-masing merek memperkirakan produksi mereka antara 10.000 dan 20.000 unit..
Karena penurunan yang tidak terlalu besar tersebut, anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan, tahun ini pasar sepeda motor Indonesia seperti kembali ke 2008. Wow!
Honda vs Yamaha. Kendati ada beberapa merek menjadi anggota (AISI), hanya dua yang menikmati pasar Indonesia dalam porsi sangat besar dan terus bersaing, yaitu Honda dan Yamaha. Keduanya, kalau digabungkan, menikmati 91,45 persen pangsa pasar sepeda motor pada 2009 atau total 5.378.989 unit.
Perbedaan total penjualan kedua merek tahun lalu sangat tipis. Honda berhasil mencapai penjualan 2.704.097 unit ( 45,97 persen), sedangkan Yamaha 2.674.892 (45,47 persen) atau berselisih 29.205 unit (0,50 persen).
Jenis Bebek. Honda masih bisa tersenyum berkat bebeknya dengan total penjualan 1.659.764 unit atau sama dengan 61,37 persen dari total penjualan merek tersebut untuk seluruh kategori. Secara nasional, Honda memperoleh pangsa 52,05 persen untuk jenis bebek. Saingannya, Yamaha, memperoleh penjualan 1.217.274 unit atau 38,17 persen.
Skuter dan Sport. Yamaha unggul pada jenis skuter (skutik) dan sport. Untuk skutik, Yamaha berhasil menjual 1.237.302 unit atau menguasai 55.76 persen skutik nasional melalui Mio. Adapun pada sport memperoleh pangsa 46,42 persen atau 220.316 unit dari 474.538 unit (lihat tabel).
Kompetitornya, Honda, hanya bisa menjual skuter 861.740 unit (38,84 persen) dan motor sport 182.593 unit (38,47 persen) pada masing-masing jenis.
Masih Primadona. Bebek atau underbone masih jadi primadona dengan penguasaan pasar sampai 54,21 persen dari total penjualan motor di Indonesia atau mencapai 3.188.585 unit. Kendati demikian, bebek memperlihatkan tren terus turun. Pada 2008, bebek menguasai 61 persen pasar motor Indonesia.
Skutik terus memperbesar pengaruhnya. Pangsa pasar skutik pada tahun lalu adalah 37,72 persen dari total penjualan kendaraan roda dua atau 2.218.654 unit. Adapun sport hanya 8,07 persen (474.538 unit).
Suzuki. Merek ini kini menjadi produsen gurem karena hanya bisa mencicipi penjualan 438.158 unit atau 7,4 persen. Padahal pada 2005, Suzuki sempat menguasai 20 persen pangsa pasar motor Indonesia. Ketika itu, penjualan sepeda motor di Indonesia mencapai 5.074.186 unit.
Kendati demikian, Suzuki tidak sendirian sebagai anggota AISI yang hanya menonton “pertarungan” Honda dan Yamaha dalam menguasai pasar sepeda motor Indonesia. Malah, ada anggota AISI yang gigi jari, seperti Kawasaki, Kanzen, Kymco, dan Piaggio.
Selama 2009, Kawasaki menghasilkan penjualan 61.217 unit atau memperoleh pangsa 1,04 persen dari total nasional. Ini bisa dimaklumi karena Kawasaki hanya mengandalkan bebek dan sport.
Nasib lebih menyedihkan dialami produsen motor nasional milik Rini Suwandi, Kanzen. Selama 2009, mereka melaporkan penjualan 3.413 unit dan hanya mengandalkan bebek. Dua merek lainnya, Kymco dan Piaggio, nihil.
Non-anggota AISI. Sebenarnya di pasar Indonesia juga ada produsen motor bukan anggota AISI, yaitu TVS (baru jadi anggota), Bajaj, Minerva, Viar, KTM, Jialing, dan sepeda motor tiga roda. Sayang, susah mendapatkan data penjualan mereka secara akurat. Angka produksi dan penjualan yang mereka berikan ke wartawan dalam bentuk perkiraan atau secara global. Masing-masing merek memperkirakan produksi mereka antara 10.000 dan 20.000 unit..
NAMA : Radityo
Dami Andoro
KELAS : 3EA13
NPM :
12209776
Tidak ada komentar:
Posting Komentar