METODOLOGI PENELITIAN
( Data )
( Data )
Penelitian
yang dilakukan dalam tulisan ini menggunakan metode survey yang
mengkombinasikan data kualitatif yaitu mengenai alat Transportasi masyarakat berupa Motor. Hal ini digunakan untuk memperoleh hasil gambaran kualitatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap tingkat kepuasaan pelayanan Motor. Meskipun dalam metode penelitian ini relatif kecil baik jumlah sample maupun ruang lingkup populasinya, akan tetapi hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran awal tentang alat transportasi bagi masyarakat di kalangan kelas menengah kebawah. Dan terdapat banyak merek motor di shorum, yaitu berupa: Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dll. Sehingga kalangan masyarakat menengah atas bingung untuk memilih produk kualitas tersebut.
( Eksplorasi data )
Populasi penelitian adalah produk Honda Dan Yamaha
Kendati ada beberapa merek menjadi anggota (AISI), hanya dua yang menikmati pasar Indonesia dalam porsi sangat besar dan terus bersaing, yaitu Honda dan Yamaha. Keduanya, kalau digabungkan, menikmati 91,45 persen pangsa pasar sepeda motor pada 2009 atau total 5.378.989 unit.
Perbedaan total penjualan kedua merek tahun lalu sangat tipis. Honda berhasil mencapai penjualan 2.704.097 unit ( 45,97 persen), sedangkan Yamaha 2.674.892 (45,47 persen) atau berselisih 29.205 unit (0,50 persen).
Jenis Bebek. Honda masih bisa tersenyum berkat bebeknya dengan total penjualan 1.659.764 unit atau sama dengan 61,37 persen dari total penjualan merek tersebut untuk seluruh kategori. Secara nasional, Honda memperoleh pangsa 52,05 persen untuk jenis bebek. Saingannya, Yamaha, memperoleh penjualan 1.217.274 unit atau 38,17 persen.
Skuter dan Sport. Yamaha unggul pada jenis skuter (skutik) dan sport. Untuk skutik, Yamaha berhasil menjual 1.237.302 unit atau menguasai 55.76 persen skutik nasional melalui Mio. Adapun pada sport memperoleh pangsa 46,42 persen atau 220.316 unit dari 474.538 unit (lihat tabel).
Kompetitornya, Honda, hanya bisa menjual skuter 861.740 unit (38,84 persen) dan motor sport 182.593 unit (38,47 persen) pada masing-masing jenis.
Masih Primadona. Bebek atau underbone masih jadi primadona dengan penguasaan pasar sampai 54,21 persen dari total penjualan motor di Indonesia atau mencapai 3.188.585 unit. Kendati demikian, bebek memperlihatkan tren terus turun. Pada 2008, bebek menguasai 61 persen pasar motor Indonesia.
Skutik terus memperbesar pengaruhnya. Pangsa pasar skutik pada tahun lalu adalah 37,72 persen dari total penjualan kendaraan roda dua atau 2.218.654 unit. Adapun sport hanya 8,07 persen (474.538 unit).
Suzuki. Merek ini kini menjadi produsen gurem karena hanya bisa mencicipi penjualan 438.158 unit atau 7,4 persen. Padahal pada 2005, Suzuki sempat menguasai 20 persen pangsa pasar motor Indonesia. Ketika itu, penjualan sepeda motor di Indonesia mencapai 5.074.186 unit.
Kendati demikian, Suzuki tidak sendirian sebagai anggota AISI yang hanya menonton “pertarungan” Honda dan Yamaha dalam menguasai pasar sepeda motor Indonesia. Malah, ada anggota AISI yang gigi jari, seperti Kawasaki, Kanzen, Kymco, dan Piaggio.
Selama 2009, Kawasaki menghasilkan penjualan 61.217 unit atau memperoleh pangsa 1,04 persen dari total nasional. Ini bisa dimaklumi karena Kawasaki hanya mengandalkan bebek dan sport.
Nasib lebih menyedihkan dialami produsen motor nasional milik Rini Suwandi, Kanzen. Selama 2009, mereka melaporkan penjualan 3.413 unit dan hanya mengandalkan bebek. Dua merek lainnya, Kymco dan Piaggio, nihil.
Non-anggota AISI. Sebenarnya di pasar Indonesia juga ada produsen motor bukan anggota AISI, yaitu TVS (baru jadi anggota), Bajaj, Minerva, Viar, KTM, Jialing, dan sepeda motor tiga roda. Sayang, susah mendapatkan data penjualan mereka secara akurat. Angka produksi dan penjualan yang mereka berikan ke wartawan dalam bentuk perkiraan atau secara global. Masing-masing merek memperkirakan produksi mereka antara 10.000 dan 20.000 unit..
mengkombinasikan data kualitatif yaitu mengenai alat Transportasi masyarakat berupa Motor. Hal ini digunakan untuk memperoleh hasil gambaran kualitatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap tingkat kepuasaan pelayanan Motor. Meskipun dalam metode penelitian ini relatif kecil baik jumlah sample maupun ruang lingkup populasinya, akan tetapi hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran awal tentang alat transportasi bagi masyarakat di kalangan kelas menengah kebawah. Dan terdapat banyak merek motor di shorum, yaitu berupa: Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dll. Sehingga kalangan masyarakat menengah atas bingung untuk memilih produk kualitas tersebut.
( Eksplorasi data )
Populasi penelitian adalah produk Honda Dan Yamaha
Kendati ada beberapa merek menjadi anggota (AISI), hanya dua yang menikmati pasar Indonesia dalam porsi sangat besar dan terus bersaing, yaitu Honda dan Yamaha. Keduanya, kalau digabungkan, menikmati 91,45 persen pangsa pasar sepeda motor pada 2009 atau total 5.378.989 unit.
Perbedaan total penjualan kedua merek tahun lalu sangat tipis. Honda berhasil mencapai penjualan 2.704.097 unit ( 45,97 persen), sedangkan Yamaha 2.674.892 (45,47 persen) atau berselisih 29.205 unit (0,50 persen).
Jenis Bebek. Honda masih bisa tersenyum berkat bebeknya dengan total penjualan 1.659.764 unit atau sama dengan 61,37 persen dari total penjualan merek tersebut untuk seluruh kategori. Secara nasional, Honda memperoleh pangsa 52,05 persen untuk jenis bebek. Saingannya, Yamaha, memperoleh penjualan 1.217.274 unit atau 38,17 persen.
Skuter dan Sport. Yamaha unggul pada jenis skuter (skutik) dan sport. Untuk skutik, Yamaha berhasil menjual 1.237.302 unit atau menguasai 55.76 persen skutik nasional melalui Mio. Adapun pada sport memperoleh pangsa 46,42 persen atau 220.316 unit dari 474.538 unit (lihat tabel).
Kompetitornya, Honda, hanya bisa menjual skuter 861.740 unit (38,84 persen) dan motor sport 182.593 unit (38,47 persen) pada masing-masing jenis.
Masih Primadona. Bebek atau underbone masih jadi primadona dengan penguasaan pasar sampai 54,21 persen dari total penjualan motor di Indonesia atau mencapai 3.188.585 unit. Kendati demikian, bebek memperlihatkan tren terus turun. Pada 2008, bebek menguasai 61 persen pasar motor Indonesia.
Skutik terus memperbesar pengaruhnya. Pangsa pasar skutik pada tahun lalu adalah 37,72 persen dari total penjualan kendaraan roda dua atau 2.218.654 unit. Adapun sport hanya 8,07 persen (474.538 unit).
Suzuki. Merek ini kini menjadi produsen gurem karena hanya bisa mencicipi penjualan 438.158 unit atau 7,4 persen. Padahal pada 2005, Suzuki sempat menguasai 20 persen pangsa pasar motor Indonesia. Ketika itu, penjualan sepeda motor di Indonesia mencapai 5.074.186 unit.
Kendati demikian, Suzuki tidak sendirian sebagai anggota AISI yang hanya menonton “pertarungan” Honda dan Yamaha dalam menguasai pasar sepeda motor Indonesia. Malah, ada anggota AISI yang gigi jari, seperti Kawasaki, Kanzen, Kymco, dan Piaggio.
Selama 2009, Kawasaki menghasilkan penjualan 61.217 unit atau memperoleh pangsa 1,04 persen dari total nasional. Ini bisa dimaklumi karena Kawasaki hanya mengandalkan bebek dan sport.
Nasib lebih menyedihkan dialami produsen motor nasional milik Rini Suwandi, Kanzen. Selama 2009, mereka melaporkan penjualan 3.413 unit dan hanya mengandalkan bebek. Dua merek lainnya, Kymco dan Piaggio, nihil.
Non-anggota AISI. Sebenarnya di pasar Indonesia juga ada produsen motor bukan anggota AISI, yaitu TVS (baru jadi anggota), Bajaj, Minerva, Viar, KTM, Jialing, dan sepeda motor tiga roda. Sayang, susah mendapatkan data penjualan mereka secara akurat. Angka produksi dan penjualan yang mereka berikan ke wartawan dalam bentuk perkiraan atau secara global. Masing-masing merek memperkirakan produksi mereka antara 10.000 dan 20.000 unit..
Penarikan sampel dengan menggunkan teknik ini dimugkinkan untuk memperoleh sampel yang representatif dari populasi yang ada.Berikut beberapa pertanyaan mengenai Alat Transportasi Motor dikalangan Masyarakat, diantaranya yaitu: Menunjukkan bahwa transportasi Motor memiliki berbagai macam jenis, seperti kalangan masyarakat pada umumnya tertarik untuk memilih produk Honda, yaitu mempunyai unggulan sebagai beriku: Penggunaan Bahan Bakar yang sangat irit, Harga Jual Terjangkau, Tampilan Menarik dll.
1. Adakah manfaat bagi masyarakat untuk membeli
kendaraan tersebut
2. Adakah minat masyarakat dalam pembelian motor
tersebut
3. Adakah kenggulan yang dapat di ambil dalam
pembelian motor tersebut
4. Adakah kemudahan dalam pembelian motor
tersebut
5. Adakah kemudahan dalam perawatan motor
tersebut
Dari beberapa pertanyaan di atas perlu adanya perbaikan yang lebih bagus&menarik para konsumen. Disiplin berlalu lintas dan Safety Raiding harus ditegakan bukan hanya teori saja, tetapi dalam prakteknya setiap pengendara yang melanggar peraturan harus ditindak tegas. Diharapkan lalu lintas lancar.
( Variabel indikator )
Variabel yang akan diteliti meliputi
Dari beberapa pertanyaan di atas perlu adanya perbaikan yang lebih bagus&menarik para konsumen. Disiplin berlalu lintas dan Safety Raiding harus ditegakan bukan hanya teori saja, tetapi dalam prakteknya setiap pengendara yang melanggar peraturan harus ditindak tegas. Diharapkan lalu lintas lancar.
( Variabel indikator )
Variabel yang akan diteliti meliputi
·
Harga jual motor
terjangkau
·
Rasa nyaman Dalam
Berkendara
·
Tampilan terhadap
Motor Tersebut
·
Perawatan
( Model penelitian )
Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan disajikan melalui :
Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara meringkas dan mengklasifikasikan jawaban responden terhadap alasan mengapa masyarakat memilih motor sebagai alternative berkendara dari pada mobil.
Sumber :
www,google.com
www.detik.otomotif.com
Radityo
Dami Andoro
3EA13
12209776
Tidak ada komentar:
Posting Komentar